Tuesday 17 September 2013

Berkatilah Orang yang Menganiaya Kita

Roma 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! 

 Peristiwa yang terjadi baru-baru ini di wilayah Bekasi dimana saudara-saudara seiman dari jemaat tertentu diserang ketika beribadah oleh sekelompok orang, begitu menyesakkan hati kita. Betapa tidak, ketika melihat kejadian tersebut yang ditayangkan di televisi, ada rasa ketidakadilan menerpa anak-anak Tuhan. Betapa negara Indonesia yang disebut sebagai negara besar yang taat beragama dengan beragam suku dan budaya, begitu naif untuk suatu urusan iman seseorang. Mengatasnamakan peraturan, mengatasnamakan ada tidaknya ijin, mengobrak-abrik persekutuan manusia dengan Tuhan-nya. Tiada yang berani berbicara dan tiada yang berani untuk tampil membela. Kepada siapa kita mengadu? 

  Kalau kita berbicara tentang penganiayaan jemaat Tuhan, memang sedari dulu jemaat Tuhan selalu mengalami yang namanya tekanan, intimidasi, ketakutan dan segala bentuk penganiayaan lainnya. Yesus sendiri mengalami penolakan, mengalami ketertindasan, mengalami penganiayaan yang hebat sampai nyawa harus melayang di kayu salib. Adilkah hal tersebut? Wajarkah hal ini dialami oleh umat Tuhan? kita tidak dapat mengatakan hal ini sebagai ketidakadilan. Kita tidak dapat mengatakan hal ini sebagai ketidakwajaran. Kenapa? Karena memang segala hal yang terjadi di muka bumi ini memang telah dirancangkan oleh Tuhan. Yesus sendiri sudah mengetahui dan menubuatkan bahwa hidupNya akan menderita, Dia akan ditangkap, disiksa dan dibunuh. Para nabi di Perjanjian Lama juga sudah menubuatkan hal yang sama mengenai Kristus dan para pengikutNya. Lantas bagaimana? 


  Sebagai umat Tuhan yang memang telah dinubuatkan akan menderita karena masalah iman kepada Kristus, kita harus tetap percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Kita tidak boleh melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang memperlakukan kita seperti itu, karena pembalasan adalah haknya Tuhan.(Roma 12:19). Ketika jemaat Roma dianiaya, Paulus menasehatkan agar jangan membalas, namun sebaliknya jemaat Tuhan dinasehatkan agar memberkati siapapun yang melakukan penganiayaan. Ketika diserang oleh orang-orang sekeliling kita karena tidak diijinkan beribadah, kita dinasehati oleh firman Tuhan agar memberkati mereka dan tidak membalas menyerang sehingga terjadi perang saudara. Ketika istri dianiaya suami, istri jangan membalas dengan kata-kata kasar, tapi sebaliknya berkatilah suami dan doakan dia agar berubah dan bertobat dari kelakukan yang demikian. Ketika atasan menganiaya kita, jangan menjadi pembangkang dan melawan serta membalas, tapi berkati dan doakan atasan kita. Tetaplah berbuat baik kepada orang yang membenci dan menganinaya kita karena hal ini akan menumpukkan bara api di atas kepalanya. (Roma 12:20). Inilah perbedaan umat Tuhan dengan orang yang belum mengenal Tuhan. Kalau kita melakukan hal yang sama dengan apa yang orang perlakukan kepada kita, apakah bedanya kita dengan mereka. Sedangkan firman Tuhan jelas mengatakan bahwa kita adalah umat pilihan, kita adalah umat pemenang, kita adalah warga Kerajaan Sorga, jadi tidak ada alasan bagi kita untuk melakukan pembalasan karena tujuan kita hidup di dunia ini bukan hanya sekedar demikian, tapi hidup yang memuliakan nama Tuhan. Memang berat melakukan hal demikian yaitu memberkati orang yang menganiaya kita dan tidak membalasnya. Tapi yakinlah bahwa dibalik penganiayaan tersebut, Tuhan sedang merancangkan sesuatu yang baik bagi kita. Oleh karena itu, mari kita memberkati orang yang membenci dan menganiaya kita dan jangan membalas karena pembalasan adalah haknya Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. Amin

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment