"Mat 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Penderitaan yang dialami oleh kita sebenarnya belumlah sebanding dengan penderitaan yang dialami Yesus. Coba kita renungkan lebih dalam apa yang dirasakan dan yang dialami oleh Yesus sebelum Dia ditangkap, Dia sangat menderita. Sebelum semuanya terjadi, Dia sudah mengetahui akan seperti apa hidupNya beberapa saat ke depan. Ini yang membuatNya secara manusia menjadi sangat menderita dan sangat tertekan. Lukas menceritakan tekanan bathin yang dialami Yesus dengan sangat jelas : “ Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-
sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44). Bayangkan.
sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44). Bayangkan.
Kita belumlah mengalami seperti yang dialami oleh Yesus dan Dia tidak akan pernah memberikan hal semacam itu kepada umatNya. Dia bukan saja tidak akan memberikan, tetapi lebih daripada itu, Dia sudah berjanji akan melindungi kita semua sehingga Dia berkata agar jangan takut karena rambut kepala kita pun terhitung semua (Matius 10:28-30). Masa-masa sengsara yang kita hadapi tidaklah seberat yang dialami oleh Yesus karena Dia tidak akan membiarkan itu semua terjadi atas kita.
Inilah yang harus kita pahami bahwa ketika kita mengalami sebuah masalah, semuanya belumlah seberapa dibanding dengan yang pernah dialami oleh Yesus. Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa penderitaan yang dialami sekarang ini belumlah sebanding dengan kemuliaan yang akan diterima pada masa yang akan datang (Roma 8:18). Penderitaan yang dialami tidak seharusnya membuat bathin kita tertekan seperti yang dialami oleh Yesus di taman Getsemani karena semuanya yang terjadi bukan lagi kita yang menopang, bukan lagi kita yang menanggung dan bukan lagi kita yang memikul, tapi Yesus yang adalah Tuhan yang melakukan semuanya itu. Dia sudah berkorban bagi kita semua sehingga kita bisa menjadi seorang yang lebih dari yang menang (Roma 8:37). Artinya, penderitaan, masalah, sakit penyakit, kuasa maut dan lain sebagainya yang berusaha menekan kehidupan kita sudah dikalahkan didalam Yesus Kristus sehingga semuanya itu tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan dapat menekan hati kita apabila kita mau berlindung di balik pemenangnya yaitu di dalam nama Yesus Kristus. Kita adalah orang yang sudah menang. Haleluyah. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin
No comments:
Post a Comment