Mazmur 86:12 "Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya"
Di dalam mengarungi kehidupan berumahtangga, acapkali kita melihat kehidupan rumah tangga tetangga sepertinya lebih baik dan lebih menguntungkan dari kehidupan kita. Tetangga punya rumah yang bagus, punya mobil yang mahal, punya anak-anak yang pintar-pintar, punya pekerjaan yang baik, bisa berwisata ke tempat yang mereka suka, tidak pernah mengalami sakit penyakit dan lain sebagainya. Kita merasa bahwa tetangga-tetangga yang ada sangat diberkati oleh Tuhan karena tidak pernah ada terdengar pertengkaran, perselisihan dan keributan. Lain halnya dengan kehidupan rumah tangga kita yang sering terdengar gaduh, sering berselisih dan selalu bertengkar karena masalah keuangan, masalah anak, masalah uang sekolah yang belum dibayar dan lain sebagainya. Mungkin kita merasa malu dengan keberadaan kita yang lain sendiri diantara tetangga. Ada rasa irih, ada rasa cemburu, ada keinginan lari dari kenyataan dan ingin pindah saja dari lingkungan seperti itu.
Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari masalah, kita memang sering terjebak kepada hal-hal yang seperti itu. Merasa ada yang kurang dari kehidupan kita. Merasa rumah tangga orang lain diberkati sedangkan rumah tangga kita tidak. Merasa hanya kehidupan rumah tangga kita saja yang punya masalah dan rumah tangga tetangga tidak. Merasa bahwa suami orang lain lebih perkasa dari pada suami sendiri karena suami tetangga lebih gagah, lebih ulet, lebih berwibawa, lebih baik dan kelebihan lainnya. Merasa istri tetangga lebih baik karena cantik, supel, pintar memasak, lembut, keibuan dan lain sebagainya.
Hal-hal yang demikian memang sering kali terjadi di dalam rumah tangga-rumah tangga. Kita sebagai umat Tuhan harus merenungkan hal ini, bahwa tidak ada manusia yang tanpa masalah, siapapun dia. Saudara punya masalah, tetangga punya masalah dan setiap orang punya masalah. Masalah yang terjadi adalah, kita yang tidak pernah bersyukur atas apa yang kita miliki. Kita tidak pernah bersyukur dan mengatakan bahwa Tuhan itu baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mzm 136:1). Kita terlalu membanding-bandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Terlalu merendahkan arti pemberian Tuhan di dalam kehidupan yang dijalani. Terlalu membesar-besarkan masalah yang kita hadapi. Kita melihat sesuatu yang lebih di dalam diri orang lain dibandingkan dengan hidup kita sendiri. Kita melihat “Rumput di halaman tetangga lebih hijau dari rumput di halaman sendiri”, sehingga kita ingin bermain di halaman rumah tetangga. Cobalah merenungkan kehidupan kita hari lepas hari, apakah Tuhan tidak memelihara hidup kita? Apakah Tuhan membiarkan jantung kita berhenti berdetak? Apakah Tuhan menghentikan supplay udara kepada kita? Apakah kita berhenti makan dan minum? Kalau kita menjawab “tidak”, berarti Tuhan masih berkenan untuk menjaga dan memelihara hidup kita. Setiap langkah kita masih diatur oleh Tuhan. Kita harus punya sikap bahwa, tetangga bisa kaya, tetangga bisa menikmati segalanya, dan bisa punya pekerjaan yang baik, dan lain sebagainya, tetapi kita harus selalu bersyukur dengan segenap hati kepada Tuhan atas segala keberadaan yang ada. Kita harus bersyukur punya Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan keselamatan, yang memberikan damai sejahtera dan sukacita di tengah-tengah kekurangan yang dimiliki yang mungkin tidak dimiliki oleh para tetangga. Marilah mensyukuri setiap nikmat yang Tuhan telah berikan kepada kita agar tidak merasa iri dan cemburu kepada kehidupan orang lain. Terpuji nama Tuhan. Haleluyah. Amin
No comments:
Post a Comment